Regenbogen Campingplatz

FKK Camp, Taman Edenkah Ini?

Batas Area FKK

Menjelang berakhirnya musim panas 2019 ini, kami memutuskan pergi camping lagi. Kali ini ke Regenbogen Campingplatz di Prerow, Mecklenburg-Vorpommern. Campingplatz ini berlokasi di sebuah Taman Nasional dan lumayan populer, karena sudah ada sejak masa DDR (Jerman Timur). Kebetulan di sini ada temannya si abang. Lumayan, dapat gratisan. Ting! 😉

Kami order tempat yang sepi. Tapi karena masih high season, sama seperti campingplatz di mana-mana, tempat ini juga masih padat pengunjung. Tapi ada tempat yang lumayan sepi, kata si teman. Area FKK. Mau?

Well, secara waktu camping di Westerland, kita sudah berkenalan dengan FKK, saya menjawab Kein Problem. Si abang memperjelas bahwa di Westerland area FKKnya hanya di pantai. Di Prerow ini bukan cuma di pantai, tapi juga di Camp. Tanpa pikir panjang saya jawab lagi NO PROBLEMO! Mau pakai bahasa apa lagi sih? OK, it’s up to you. Kata si abang. Lalu kami berangkat. Area FKK di Regenbogen ini ada di area G. Paling pinggir.

Sesampai di sana.. OMG.
Oh..
Oh. Em. Ge.

Saya sudah tahu dari buku, majalah dll., bahwa di sisi dunia yang lain ada yang namanya Nudism (ini yang dalam bahasa Jerman: Freikörperkultur, disingkat FKK). Saya juga sudah pernah memosting tentang pantai FKK. Kalau kamu belum baca silahkan klik “Halo FKK” ini.
Walau sudah tahu, tapi kan kita tidak pernah terpikirkan akan berada di tengah-tengah mereka. Yekan?

Di lingkungan Camp, ada pasangan duduk-duduk sambil ngopi di halaman karavannya. Telanjang. Di kejauhan ada keluarga yang sedang membangun tenda, bapak dan anak cowoknya masih berpakaian, si ibu telanjang. Tetangga depan kami suami istri naik ke puncak Düne (bukit pasir) memasang kincir angin. Juga telanjang. Waktu pulang dari toilet saya berpapasan dengan seorang pria di jalan. Dia cuma samperin handuk di leher. Bawahnya telanjang. Saya terhenyak, hampir pingsan. Dia ngakak. Haha

Sorenya kami ke pantai. Ada kelompok ibu-ibu dan bapak-bapak duduk-duduk sambil ngobrol. Ada ibu dengan dua anak gadis remajanya main volly. Ada keluarga yang tampaknya adalah bapak-ibu, paman-tante dan anak-anak mereka. Semua telanjang. Saya pura-pura baca buku padahal mataku ke mana-mana.

Apa mereka pikir mereka sedang di Taman Eden? Ataukah karena saya yang sudah terusir dari Taman Eden lalu memandang mereka dengan cara “duniawi”?

OMG. Berapa banyak lagi sisi dunia ini yang gagal kupahami?

Si abang juga geli waktu kubilang, kalau antara kau dan aku, mungkin masih bisa kupahami. Tapi tak bisa kubayangkan seandainya kita lakukan itu dengan saudara laki-lakiku dengan keluarganya!

Tapi baiklah. Dia bisa menerima dengan pikiran terbuka budayaku, budaya Toraja, tentang bagaimana kami memperlakukan orang mati. Sayapun akan berusaha memahami cara hidup mereka ini.

Anyway. “Life is short, do FKK!” Kataku sombong. Kemudian kami cari tempat teduh. Hamparkan kain. Buka baju. Lalu baring di atas pasir macam bule-bule di Bali.
Beberapa menit kemudian…….. uhuk uhuk.. uhuuuuk… “Oh, I am masuk angin. Let’s back to tent.” Kataku.

Selesai.

_________

1 thought on “FKK Camp, Taman Edenkah Ini?”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *